Konflik
Gas Rusia – Ukraina
Gas alam
merupakan salah satu komoditas yang sangat berpengaruh dalam menggerakkan
sektor industri dan rumah tangga di Uni Eropa, gas alam ini sebagian besar
dipasok dari Rusia yang dalam hal politik saat ini sedang membentuk Uni Eurasia
(Eurasian Union) yaitu kerjasama
kawasan yang akan dibentuk oleh Rusia dari negara bekas Uni Soviet yang
didalamnya sudah berdiri tegak Rusia, Kazakhstan, dan Belarusia. Dalam
memperkuat Uni Eurasia, Rusia kemudian mempengaruhi Ukraina untuk bergabung
dalam Uni Eurasia namun Ukraina tengah berupaya untuk masuk sebagai anggota Uni
Eropa. Berikutnya pasca Orange Revolution
ketika penduduk Ukraina memutuskan untuk mendukung pemimpin anti Rusia, telah
mendorong Rusia untuk memutuskan subsidi harga gas alam yang selama ini
diberikan kepada Ukraina. Rusia juga berkeinginan agar Naftogaz (perusahaan gas
Ukraina) bergabung dengan Gazprom (Perusahaan gas Rusia) sehingga Rusia dapat
memonopoli setiap aktivitas distribusi gas alam yang pipa-pipanya melalui
Ukraina. Ukraina menolak usulan Rusia karena hal tersebut akan bertentangan
dengan prinsip Uni Eropa yang mengedepankan free
trade.
Ukraina sebagai negara yang
berada diantara Rusia dengan Uni Eropa dilalui 80% dari total 40% impor gas
alam negara-negara Uni Eropa dari Rusia yang diangkut melalui Ukraina. Sudah merupakan realitas bahwa posisi Uni
Eropa lemah menghadapi keunggulan komparatif Rusia sebagai pemasok seperempat
kebutuhan energi di Eropa. Rusia sebagai negara pemasok utama energi terutama
gas alam ke negara-negara Eropa menjadikannya sebagai sutradara dalam penentuan
hubungan Rusia dengan negara-negara Uni Eropa. Rusia yang memiliki cadangan
minyak dan gas alam yang tinggi semakin menunjukkan peranan penting dalam
menentukan posisi tawar Rusia di hadapan negara-negara Uni Eropa, apalagi
ketergantungan negara-negara Eropa terhadap gas alam Rusia makin lama makin
besar. Terjadinya konflik antara Rusia dan Ukraina mengenai suplai gas alam
sejak Januari 2006 telah menyebabkan Gazprom, perusahaan gas Rusia, memutus
suplai gas Rusia ke Eropa yang melalui Ukraina. Pemutusan suplai gas alam ini
berdampak buruk bagi Eropa karena jaringan pipa gas yang melalui Ukraina
memasok kurang lebih seperlima dari total kebutuhan gas di Eropa. Tercatat
tujuh negara di Eropa Tengah dan Barat termasuk Italia dan Perancis kehilangan
14 persen dan 40 persen pasokan gas alamnya. Masalah ini dapat diselesaikan
melalui kesepakatan antara kedua negara sehingga pada akhirnya Rusia kembali
mengalirkan gas alam ke Eropa melalui Ukraina.
Sayangnya,
masalah ini terulang kembali ketika Gazprom memutuskan aliran gas Rusia ke
Eropa yang melalui Ukraina ketika Naftogaz gagal membayar hutang sebesar $ 2
milyar untuk pengiriman gas tahun 2008. Perseteruan antara keduanya dipicu oleh
gagalnya kesepakatan antara Moskow-Kiev mengenai harga gas. Pada satu sisi
Gazprom menginginkan agar Ukraina membayar sebesar $ 450 per 1000 m³. Namun
pada sisi lain harga ini ditolak oleh Ukraina dengan alasan bahwa negara
tersebut hanya mampu membayar $ 235 per tcm itupun dengan syarat kenaikan
pembayaran biaya transit dari Rusia karena Rusia mengangkut lebih dari 80
persen gas alam untuk dikirimkan ke negara-negara Eropa melalui Ukraina. Selain
,asalah yang telah dipaparkan diatas, masalah penentuan harga ini juga menjadi
pemicu konflik tidak langsung yang terjadi antara Rusia dengan Ukraina yang
sangat berdampak bagi Uni Eropa
Di kalangan negara-negara Eropa muncul
kekhawatiran akan terulangnya kembali konflik antara Rusia dan Ukraina mengenai
ketidaksamaan harga gas alam yang menyebabkan putusnya pasokan gas alam Rusia
ke Eropa pada tahun 2009 sehingga negara-negara Eropa ini tidak mendapatkan
akses gas alam untuk memenuhi kebutuhan listrik. Konflik antara Rusia dan
Ukraina mengenai pengiriman gas alam tersebut menyebabkan tujuh negara Eropa
terhenti pasokan gas alamnya bahkan Rusia mengurangi pasokan gas alam ke
negara lain secara drastis.
Konflik yang
tidak kunjung berakhir antara Rusia dan Ukraina memunculkan kekhawatiran bagi
negara-negara Uni Eropa karena hingga saat ini negara-negara Uni Eropa masih
sangat tergantung dengan impor gas alam Rusia yang diangkut melalui Ukraina.
Selama ini Rusia memiliki peranan sangat besar dalam perdagangan energi di Eropa
khususnya minyak bumi dan gas alam sehingga Eropa sangat tergantung dengan
suplai energi dari Rusia. Gazprom, perusahaan minyak nasional yang mengelola
gas alam di Rusia, memiliki kekuatan penuh dalam hal produksi, distribusi, dan
penentuan harga, sehingga semua masalah energi dikendalikan dibawah kepentingan
pemerintah Rusia.
Kondisi tersebut
yang selalu dikhawatirkan oleh Uni Eropa sehingga Uni Eropa sangat tertarik
dengan reformasi pasar energi di Rusia khususnya upaya Uni Eropa untuk
melakukan liberalisasi atas monopoli pasokan dan pasar gas alam Rusia melalui
Gazprom. Sayangnya, hal ini ditolak oleh Rusia karena Rusia akan mensuplai
energi ke Uni Eropa melalui kontrak jangka panjang dengan klausul didalamnya
yang menyatakan adanya territorial restriction yaitu apabila suatu
negara menerima pasokan energi yang berlebih dari Rusia maka negara tersebut
tidak boleh menjual energi ke negara lain. Monopoli tersebut menyebabkan
Gazprom bebas menentukan harga energi yang berbeda antara satu negara Uni Eropa
dengan negara Uni Eropa lain padahal sesama negara Uni Eropa terikat peraturan single
market. Disinilah letak kekuatan pasar energi uisa di negara-negara Eropa
bahkan para pejabat Uni Eropa telah memperingatkan akan munculnya situasi
krisis, sehingga akibat kekhawatiran bersama tersebut, Uni Eropa mencoba
merumuskan kebijakan energi bersama bagi negara-negara Uni Eropa untuk menjaga
stabilitas pasokan energi dalam negeri.
Sebenarnya,
keseragaman kebijakan energi Uni Eropa sudah menjadi prioritas utama sejak pertengahan
tahun 1990 yang ditandai dengan dikeluarkannya green paper mengenai
liberalisasi sektor kelistrikan. Namun baru sekitar tahun 2000 harmonisasi
kebijakan energi mulai dikonsentrasikan pada penguatan suplai energi. Terdapat
beberapa usaha yang dilakukan oleh Uni Eropa mengenai harmonisasi kebijakan
energi yaitu diversifikasi sumber energi dan stockpiling, sayangnya
kebijakan-kebijakan tersebut masih berorientasi internal yang hanya mengatur
dan mengikat sesama negara anggota Uni Eropa saja. Sementara kebijakan Uni
Eropa untuk third national country belum mendapatkan perhatian yang
cukup besar dari negara-negara pengekspor energi karena setiap negara Uni Eropa
memiliki tingkat ketergantungan energi yang berbeda dari para negara pensuplai
energi.
Bahkan sudah
tidak mengejutkan lagi ketika beberapa tahun terakhir terjadi ketegangan
hubungan antara negara pensuplai energi, Rusia, dan Uni Eropa, terkait adanya
kekhawatiran bahwa Rusia akan menggunakan suplai gas alam ke Uni Eropa sebagai
alat politiknya. Contoh konkret mengenai kekhawatiran tersebut muncul tahun
2009 ketika Rusia hanya mau bernegosiasi mengenai harga gas alam dengan Ukraina
apabila Ukraina bersedia menjadi anggota Uni Eurasia serta perusahaan gas
nasional Ukraina, Naftogaz, bersedia bergabung dengan Gazprom. Hal ini
dilakukan Rusia untuk dapat memonopoli perdagangan gas alam ke negara-negara
Eropa.
Pada kenyataannya,
pasokan energi Uni Eropa dari Rusia juga masih rentan hingga saat ini karena,
pertama, Rusia terus melakukan tekanan politik terhadap negara yang wilayahnya
dilalui pipa gas alam ke Eropa seperti di Ukraina, sehingga secara tidak
langsung konflik Rusia dengan negara transit point ini juga mengancam
keamanan energi Uni Eropa. Kedua, pada satu sisi Uni Eropa terkesan enggan untuk
mengalihkan suplai gas alamnya dari negara-negara Asia Tengah karena mahalnya
biaya investasi untuk mengalirkan gas alam tersebut, sementara pada sisi lain
Rusia melalui perusahaan energinya, Gazprom, gencar berinvestasi dalam
penambahan jalur-jalur pipanya. Konflik tidak langsung yang melibatkan Rusia
dengan Ukraina ini merupakan konflik yang disebabkan oleh beberapa masalah
seperti masalah ekonomi, sumber daya alam dan politik.Konflik ini tergolong
rumit sebab berdampak sistemik pada negara-negara Uni Eropa mulai dari
perkembangan ekonominya, sampai pada kebijakan eksternal yang akan diambil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar