Penyelesaian
Konflik dengan Cara Perang dan Perundingan
Studi
Kasus Konflik Bosnia Herzegovina
PENDAHULUAN
Konflik
etnis adalah konflik yang terjadi hampir di seluruh negara di dunia, bahkan di
negara dengan tingkat keragaman etnis terbesar di dunia, yaitu Amerika Serikat.
Pada beberapa kasus, konflik etnis yang terjadi sangatlah ekstrim, bahkan
berujung pada tindakan genosida, yaitu pemusnahan suatu kelompok etnis oleh
kelompok etnis lain, seperti apa yang terjadi di Jerman selama Perang Dunia II,
di Rwanda pada tahun 1994, kasus di Yugoslavia, dan lain sebagainya.
Wilayah
Bosnia yang terletak di jantung Federasi Yugoslavia telah menjadi rebutan sejak
masa kerajaan Austro – Hongaria melawan pengaruh kerajaan Turki Ottoman, karena
letaknya yang strategis, dan merupakan mesin utama perindustrian di Yugoslavia,
dan mempunyai sumber daya alam dengan potensi ekonomi yang besar. Pemerintahan
diatur secara bergilir oleh tiga etnis dominant di Bosnia (Muslim, Serbia dan
Kroat), ikut menambah kerawanan negeri ini, karena pengaruh pada salah satu
etnis dari negara tetangga ataupun dari luar, dapat segera membakar kearah
pertikaian.
ANALISIS KONFLIK BOSNIA
Konflik
etnis yang terjadi di Bosnia adalah gabungan dari faktor politik dan agama.
Bosnia resmi menjadi sebuah negara merdeka pada 15 Oktober 1991, melalui
referendum yang diikuti oleh etnis Bosnia yang mayoritas Muslim, dan Kroasia.
PBB menyetujui keputusan ini, begitu juga dengan 120 negara lainnya. Keputusan
ini ditentang oleh penduduk Serbia. Ini adalah awal terjadinya konflik etnis
yang berujung pada konflik bersenjata internasional.
Serbia
yang tidak setuju dengan hasil referendum kemudian membombardir ibukota Bosnia,
Sarajevo, dan kota – kota lainnya. Data menyebutkan bahwa korban dari agresi
ini berjumlah sekitar 200.000 orang, dimana hampir semuanya beragama Islam.
Disinyalir bahwa agresi ini bertujuan untuk menghapuskan etnis Muslim di
Bosnia, dan mencegah terbentuknya negara Bosnia sebagai satu – satunya negara
Islam di daratan Eropa. Serangan Serbia ke Bosnia ini juga disinyalir didukunng
oleh negara – negara Barat yang terlibat Perang Salib.
Perang
antara etnis Serbia dengan etnis Kroasia terjadi pada awal tahun 1992 akibat
tidak menentunya situasi di wilayah Bosnia Herzegovina. Aksi-aksi dari pihak
Kroasia terhadap pihak Serbia Bosnia Herzegovina atau sebaliknya telah
mengawali perang antara etnis Serbia Bosnia dan Kroat Bosnia. Pecahnya konflik
bersenjata antara pihak Serbia Bosnia dan Kroat Bosnia dimulai dari serangan
pihak Kroat Bosnia, di bawah pimpinan dari golongan ekstrim kanan Kroasia,
terhadap penduduk Serbia Bosnia di desa Sijekovac dekat kota Bosanski Brod
(bagian utara Bosnia Herzegovina) yang menewaskan 29 orang penduduk sipil
Serbia Bosnia Herzegovina, 7 orang wanita Serbia Bosnia menderita perkosaan dan
3 di antaranya dibunuh.
Konflik
ini kemudian ditunggangi berbagai macam kepentingan, milter maupun politik.
Dalam politik telah terbentuk koalisi antara Muslim Bosnia dengan Kroat Bosnia
sejak proses pemisahan diri Republik Bosnia Herzegovina dari Yugoslavia.
Keadaan tersebut juga diikuti di bidang militer dimana terjadi aliansi antara
kekuatan militer Muslim Bosnia dengan Kroat Bosnia untuk mengimbangi kekuatan
Serbia Bosnia.
Penyelesaian
krisis di wilayah Bosnia Herzegovina melalui perundingan yang tidak berhasil
menghentikan krisis Bosnia Herzegovina, dan telah mendorong konflik bersenjata
di lapangan antara pihak Serbia Bosnia dengan Muslim – Kroat Bosnia semakin
meluas demi kepentingan – kepentingan tertentu. Dalam perang saudara, perang
antar etnis dan agama yang terjadi di Bosnia Herzegovina banyak diwarnai oleh
pertempuran – pertempuran antara pasukan Serbia Bosnia dengan pasukan Muslim –
Kroat. Front pertempuran timbul di seluruh wilayah Bosnia Herzegovina.
Perkembangan
situasi politik di Bosnia Herzegovina turut memengaruhi perkembangan situasi
militer. Kegagalan – kegagalan usaha – usaha perdamaian yang disponsori oleh
masyarakat internasional telah mendorong meningkatnya pertempuran-pertempuran
di antara pihak – pihak yang bertikai di Bosnia Herzegovina. Persetujuan –
persetujuan gencatan senjata tidak mampu menghentikan perang yang berkobar di
antara pihak – pihak yang bertikai terutama antara pasukan Muslim Bosnia
bersama – sama dengan Kroat Bosnia melawan pasukan Serbia Bosnia.
PENYELESAIAN KONFLIK
Berlarutnya
masalah yang terjadi di Bosnia ini membuat PBB dan beberapa organisasi
internasional lainnya turun tangan. Usaha – usaha yang dilakukan antara lain:
1.
PBB menghimbau agar Serbia menarik pasukannya dari Bosnia
2.
NATO mengirimkan pasukannya, dan memaksa Serbia meninggalkan Bosnia, dan
memaksa Serbia melakukan perundingan di Beogard, yang diawasi oleh PBB
3.
Indonesia mengirimkan pasukan Garuda, bantuan makanan dan obat – obatan.
4.
Perundingan Dayton 1 November 1995 dibawah pengawasan NATO, Amerika, dan PBB,
antara Serbia, Bosnia, dan Kroasia. Perjanjian ini disetujui di Pangkalan Udara
Wright-Patterson di Dayton, Ohio. Hasil perundingan Dayton adalah:
§ Bosnia
Herzegovina tetap sebagai tunggal secara internasional
§ Ibukota
Sarajevo tetap bersatu di bawah federasi muslim Bosnia
§ Penjahat
perang seperti yang telah ditetapkan mahkamah internasional tidak boleh
memegang jabatan.
§ Pengungsi
berhak kembali ke tempatnya
§ Pelaksanaan
pemilu menunggu perjanjian Paris
Tidak ada komentar:
Posting Komentar