Rabu, 20 April 2011

Makalah Perubahan Sosial


B A B    1
P E N D A H U L U A N


Ø  Latar Belakang

Indonesia merupakan suatu negara berkembang yang demokrasi dengan penduduk yang cukup banyak dari suku – suku yang berbeda – beda ditiap daerah, dengan budaya yang berbeda, keadaan daerah yang berbeda dan ras yang berbeda pula. Dalam perkembangannya, Indonesia mengalami fenomena dimana interaksi sosial menjadi hal yang sangat sering terjadi tidak hanya di dalam negeri tetapi juga dengan dunia internasional atau yang disebut globalisasi
Dengan adanya interaksi antara masyarakat yang mempunyai latar belakang yang berbeda satu sama lain tentunya akan menimbulkan berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan ini merupakan hal yang lazim dalam interaksi antar masyarakat, karena sesuai hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu menginginkan adanya perubahan.
Perubahan sosial budaya terjadi karena beberapa faktor. Di antaranya komunikasi; cara dan pola pikir masyarakat; faktor internal lain seperti perubahan jumlah penduduk, penemuan baru, terjadinya konflik atau revolusi; dan faktor eksternal seperti bencana alam dan perubahan iklim, peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain.
Ada pula beberapa faktor yang menghambat terjadinya perubahan, misalnya kurang intensifnya hubungan komunikasi dengan masyarakat lain; perkembangan IPTEK yang lambat; sifat masyarakat yang sangat tradisional; ada kepentingan-kepentingan yang tertanam dengan kuat dalam masyarakat; prasangka negatif terhadap hal-hal yang baru; rasa takut jika terjadi kegoyahan pada masyarakat bila terjadi perubahan; hambatan ideologis; dan pengaruh adat atau kebiasaan.
Sebagai akibat dari adanya perubahan sosial, maka akan menimbulkan dampak bagi kehidupan sehari – hari masyarakat. Dampak dari perubahan sosial tersebut ada yang bersifat positif dan ada yang bersifat negatif. Dampak positif tentunya akan menimbulkan hasil yang positif pula dalam masyarakat begitupun dengan dampak negatif.
Berbagai teori tentang perubahan sosial telah dikemukakan oleh para ahli. Perubahan di tingkat komunitas pada umumnya merupakan sebuah akibat dari perubahan di tingkat yang lebih besar. Namun demikian perubahan yang terjadi di tingkat makro ini belum tentu membawa dampak yang sama pada berbagai komunitas. Harper secara garis besar membagi perubahan sosial dari faktor penyebab dan pola perubahannya. Faktor penyebab dapat dibedakan dalam empat perspektif, yaitu materialis, idealis, mekanisme interaksional dan sumber struktural. Sedangkan pola perubahan dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu linear, siklus, dialektik dan pusat-periferi.  Pengelompokkan teori perubahan sosial juga dilakukan oleh Strasser dan Randall. Perubahan sosial dapat dilihat dari empat teori, yaitu teori kemunculan diktator dan demokrasi, teori perilaku kolektif, teori inkonsistensi status dan analisis organisasi sebagai subsistem sosial.


Ø  Perumusan Masalah

Didalam makalah yang akan membahas tentang penyebab terjadinya perubahan sosial dan dampaknya, telah dirumuskan masalah yang akan menjadi acuan kami dalam menentukan tujuan dari makalah ini dan dalam pembahasan dari makalah ini serta agar makalah ini tidak salah sasaran. Beberapa rumusan masalah yang merupakan hasil refleksi dari judul makalah ini antara lain :

  • Mengapa perubahan sosial dapat terjadi ?
  • Apa saja faktor penyebab terjadinya perubahan sosial ?
  • Apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi perubahan sosial ?
  • Bagaimana globalisasi dan modernisasi mempengaruhi terjadinya perubahan sosial ?
  • Apa dampak yang ditimbulkan akibat adanya perubahan sosial dalam masyarkat ?


Ø  Ruang Lingkup Pembahasan dan Batasan

Makalah ini dibuat dengan ruang lingkup pembahasan yaitu seluruh masyarakat pada umumnya, dan pada khususnya yaitu teman – teman mahasiswa dan lapisan – lapisan masyarakat yang ingin mempelajari lebih jauh dan menggali lebih dalam pengetahuan tentang perubahan sosial.
Didalam makalah ini terdapat batasan – batasan dari pembahasan agar pembahasannya nanti dapat terarah dan tidak terlalu jauh melenceng dari tujuan- tujuan dan isi makalah ini. Telah ditetapkan bahwa makalah ini akan membahas tentang penyebab terjadinya perubahan sosial, hal yang mempengaruhi terjadinya perubahan sosial, pengaruh globalisasi dan modernisasi terhadap perubahan sosial dan dampak yang ditimbulkan perubahan sosial terhadap kehidupan sehari – hari dalam masyarakat.


Ø  Tujuan Penulisan

Didalam makalah yang membahas tentang penyebab terjadinya perubahan sosial dan dampaknya, telah dirumuskan masalah yang akan menjadi acuan kami dalam menentukan tujuan dari makalah ini dan pembahasan dari makalah ini serta agar makalah ini tidak salah sasaran. Melalui hasil dari rumusan masalah yang telah dirumuskan diatas, maka dapat ditentukan tujuan dari penulisan makalah ini, antara lain :

  • Dapat memberikan sumbangan pemahaman pada pembaca tentang penyebab terjadinya perubahan sosial dalam kehidupan masyarakat di Indonesia.
  • Dapat lebih memperjelas perspektif pembaca tentang faktor – faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial.
  • Menjelaskan pada pembaca tentang faktor yang mempengaruhi perubahan sosial dalam masyarakat.
  • Memberi sumbangan pemahaman tentang bagaimana fenomena globalisasi dan modernisasi mempengaruhi terjadinya perubahan sosial.
  • Memberi penjelasan kepada pembaca tentang dampak yang ditimbulkan akibat adanya perubahan sosial dalam masyarkat.







Ø  Manfaat Penulisan

Makalah ini ditulis agar dapat memberi gambaran kepada masyarakat tentang perubahan sosial yang terjadi di Indonesia, pengaruh globalisasi dan modernisasi terhadap kehidupan masyarakat dan dampak perubahan sosial dalam masyarakat baik yang bersifat positif maupun negatif. Agar dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran untuk kebutuhan belajar semua pihak khususnya mahasiswa Fakultas Ilmu Politik dan Ilmu Sosial Universitas Hasanuddin.
Manfaat – manfaat yang telah dipaparkan tadi diharapkan dapat terwujud dan memberikan kontribusi untuk kehidupan yang lebih baik  dikemudian hari melalui salah satu objek penghubung yaitu makalah ini.




























B A B   2
P E M B A H A S A N

Ø  Definisi Term

Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan.
Perubahan sosial budaya terjadi karena beberapa faktor. Di antaranya komunikasi; cara dan pola pikir masyarakat; faktor internal lain seperti perubahan jumlah penduduk, penemuan baru, terjadinya konflik atau revolusi; dan faktor eksternal seperti bencana alam dan perubahan iklim, peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain.
Ada pula beberapa faktor yang menghambat terjadinya perubahan, misalnya kurang intensifnya hubungan komunikasi dengan masyarakat lain; perkembangan IPTEK yang lambat; sifat masyarakat yang sangat tradisional; ada kepentingan-kepentingan yang tertanam dengan kuat dalam masyarakat; prasangka negatif terhadap hal-hal yang baru; rasa takut jika terjadi kegoyahan pada masyarakat bila terjadi perubahan; hambatan ideologis; dan pengaruh adat atau kebiasaan.


Ø  Pembahasan Masalah

v  Faktor Penyebab Perubahan Sosial
Faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial dalam masyarakat terdiri dari dua yaitu :

Faktor Intern antara lain:

  • Bertambah dan berkurangnya penduduk (kelahiran, kematian, migrasi)
  • Adanya Penemuan Baru:
  1. Discovery: penemuan ide atau alat baru yang sebelumnya belum pernah ada
  2. Invention : penyempurnaan penemuan baru
  3. Innovation /Inovasi: pembaruan atau penemuan baru yang diterapkan dalam kehidupan masyarakat sehingga menambah, melengkapi atau mengganti yang telah ada. Penemuan baru didorong oleh : kesadaran masyarakat akan kekurangan unsure dalam kehidupannya, kualitas ahli atau anggota masyarakat
  • Konflik yang terjadi dalam masyarakat
  • Pemberontakan atau revolusi

Faktor ekstern antara lain:

  1. perubahan alam
  2. peperangan
  3. pengaruh kebudayaan lain melalui difusi(penyebaran kebudayaan), akulturasi ( pembauran antar budaya yang masih terlihat masing-masing sifat khasnya), asimilasi (pembauran antar budaya yang menghasilkan budaya yang sama sekali baru batas budaya lama tidak tampak lagi)
Menurut  Soerjono Soekanto faktor pendorong perubahan sosial adalah:
  1. sikap menghargai hasil karya orang lain
  2. keinginan untuk maju
  3. system pendidikan yang maju
  4. toleransi terhadap perubahan
  5. system pelapisan yang terbuka
  6. penduduk yang heterogen            
  7. ketidak puasan masyarakat terhadap bidang kehidupan tertentu
  8. orientasi ke masa depan
  9. sikap mudah menerima hal baru.

Berbagai teori tentang perubahan sosial telah dikemukakan oleh para ahli. Perubahan di tingkat komunitas pada umumnya merupakan sebuah akibat dari perubahan di tingkat yang lebih besar. Namun demikian perubahan yang terjadi di tingkat makro ini belum tentu membawa dampak yang sama pada berbagai komunitas. Faktor penyebab dapat dibedakan dalam empat perspektif, yaitu materialis, idealis, mekanisme interaksional dan sumber struktural. Sedangkan pola perubahan dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu linear, siklus, dialektik dan pusat-periferi. Perubahan sosial dapat dilihat dari empat teori, yaitu teori kemunculan diktator dan demokrasi, teori perilaku kolektif, teori inkonsistensi status dan analisis organisasi sebagai subsistem sosial.

v  Perspektif penyebab perubahan sosial

Ø  Perspektif materialis
                  Perubahan merupakan akibat dari faktor material terutama teknologi. Penemuan teknologi baru menyebabkan perubahan modal produksi yang berakibat pada perubahan pada interaksi sosial, organisasi sosial dan pada akhirnya menghasilkan nilai budaya, norma dan kepercayaan baru.
Ø  Perspektif idealis
                  Perubahan merupakan akibat dari faktor non material. Termasuk dalam faktor non material adalah nilai dan ideologi
Ø  Mekanisme interaksional
                  Perubahan terjadi karena munculnya tekanan-tekanan terhadap kelompok, individu, atau organisasi. Perubahan seringkali diawali dengan kompetisi dan konflik. Konflik dapat berupa konflik laten hingga konflik terbuka atau kekerasan.
Ø  Struktural
                  Perubahan terjadi karena adanya tekanan dari sumber struktural, yaitu pemerintah. Pembangunan merupakan salah satu proses perubahan sosial yang terencana yang membawa dampak pada masyarakat.

v  Pola perubahan sosial

Ø  Linear
                  Perubahan sosial merupakan pola pertumbuhan yang bersifat evlusioner. Perubahan bersifat linear, kumulatif dan tidak berulang. Pandangan ini disandarkan pada proses evolusi mahkluk hidup yang berawal dari mahkluk dengan organ sederhana menuju mahkluk dengan organ yang lebih kompleks.
Ø  Siklus
                  Perubahan sosial merupakan proses seperti gelombang yang naik dan turun. Perubahan sosial dengan model siklus memandang perkembangan secara pesimis. Perubahan bersifat siklus yang selalu berulang seperti perkembangan mahkluk hidup, mulai dari lahir, anak-anak, remaja, dewasa hingga kematian.
Ø  Dialektik
                  Perubahan sosial dalam jangka panjang diasumsikan sebagai bentuk perubahan yang kumulatif dan perkembangan yang tidak mulus. Perubahan terjadi melalui proses dialektika antara kelompok dalam masyarakat yang memiliki kepentingan berbeda. Pola perubahan ini disandarkan pada pendapat Marx dan Hegel. Perubahan sosial merupakan hasil dari perjuangan kelas.
Ø  Pusat-periferi
                  Pola perubahan sosial pusat-periferi menggambarkan penyebaran perubahan sosial dari satu kelompok ke kelompok lain. Asumsi yang dipakai oleh pola ini adalah adanya proses difusi dari sumber perubahan pada kelompok di sekitarnya.

v  Teori perubahan Sosial

Ø  Teori Barrington Moore
Teori yang disampaikan oleh Barrington Moore berusaha menjelaskan pentingnya faktor struktural dibalik sejarah perubahan yang terjadi pada negara-negara maju. Negara-negara maju yang dianalisis oleh Moore adalah  negara yang telah berhasil melakukan transformasi dari negara berbasis pertanian menuju negara industri modern. Secara garis besar proses transformasi pada negara-negara maju ini melalui tiga pola, yaitu demokrasi, fasisme dan komunisme.
Demokrasi merupakan suatu bentuk tatanan politik yang dihasilkan oleh revolusi oleh kaum borjuis. Pembangunan ekonomi pada negara dengan tatanan politik demokrasi hanya dilakukan oleh kaum borjuis yang terdiri dari kelas atas dan kaum tuan tanah. Masyarakat petani atau kelas bawah hanya dipandang sebagai kelompok pendukung saja, bahkan seringkali kelompok bawah ini menjadi korban dari pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara tersebut. Terdapat pula gejala penhancuran kelompok masyarakat bawah melalui revolusi atau perang sipil. Negara yang mengambil jalan demokrasi dalam proses transformasinya adalah Inggris, Perancis dan Amerika Serikat.
Berbeda halnya demokrasi, fasisme dapat berjalan melalui revolusi konserfatif yang dilakukan oleh elit konservatif dan kelas menengah. Koalisi antara kedua kelas ini yang memimpin masyarakat kelas bawah baik di perkotaan maupun perdesaan. Negara yang memilih  jalan fasisme menganggap demokrasi atau revolusi oleh kelompok borjuis sebagai gerakan yang rapuh dan mudah dikalahkan. Jepang dan Jerman merupakan contoh dari negara yang mengambil jalan fasisme.
Komunisme lahir melalui revolusi kaun proletar sebagai akibat ketidakpuasan atas usaha eksploitatif yang dilakukan oleh kaum feodal dan borjuis. Perjuangan kelas yang digambarkan oleh Marx merupakan suatu bentuk perkembangan yang akan berakhir pada kemenangan kelas proletar yang selanjutnya akan mwujudkan masyarakat tanpa kelas. Perkembangan masyarakat oleh Marx digambarkan sebagai bentuk linear yang mengacu kepada hubungan moda produksi. Berawal dari bentuk masyarakat primitif (primitive communism) kemudian berakhir pada masyarakat modern tanpa kelas (scientific communism). Tahap yang harus dilewati antara lain, tahap masyarakat feodal dan tahap masyarakat borjuis. Marx menggambarkan bahwa dunia masih pada tahap masyarakat borjuis sehingga untuk mencapai tahap “kesempurnaan” perkembangan perlu dilakukan revolusi oleh kaum proletar. Revolusi ini akan mampu merebut semua faktor produksi dan pada akhirnya mampu menumbangkan kaum borjuis sehingga akan terwujud masyarakat tanpa kelas. Negara yang menggunakan komunisme dalam  proses transformasinya adalah Cina dan Rusia.
Ø  Teori Perilaku Kolektif
Teori perilaku kolektif mencoba menjelaskan tentang kemunculan aksi sosial. Aksi sosial merupakan sebuah gejala aksi bersama yang ditujukan untuk merubah norma dan nilai dalam jangka waktu yang panjang. Pada sistem sosial seringkali dijumpai ketegangan baik dari dalam sistem atau luar sistem. Ketegangan ini dapat berwujud konflik status sebagai hasil dari diferensiasi struktur sosial yang ada. Teori ini melihat ketegangan sebagai variabel antara yang menghubungkan antara hubungan antar individu seperti peran dan struktur organisasi dengan perubahan sosial.
Perubahan pola hubungan antar individu menyebabkan adanya ketegangan sosial yang dapat berupa kompetisi atau konflik bahkan konflik terbuka atau kekerasan. Kompetisi atau konflik inilah yang mengakibatkan adanya perubahan melalui aksi sosial bersama untuk merubah norma dan nilai.
Ø  Teori Inkonsistensi Status
Stratifikasi sosial pada masyarakat pra-industrial belum terlalu terlihat dengan jelas dibandingkan pada masyarakat modern. Hal ini disebabkan oleh masih rendahnya derajat perbedaan yang timbul oleh adanya pembagian kerja dan kompleksitas organisasi. Status sosial masih terbatas pada bentuk ascribed status, yaitu suatu bentuk status yang diperoleh sejak dia lahir. Mobilitas sosial sangat terbatas dan cenderung tidak ada. Krisis status mulai muncul seiring perubahan moda produksi agraris menuju moda produksi kapitalis yang ditandai dengan pembagian kerja dan kemunculan organisasi kompleks.
Perubahan modal produksi menimbulkan maslaah yang pelik berupa kemunculan status-status sosial yang baru dengan segala keterbukaan dalam stratifikasinya. Pembangunan ekonomi seiring perkembangan kapitalis membuat adanya pembagian status berdasarkan pendidikan, pendapatan, pekerjaan dan lain sebagainya. Hal inilah yang menimbulkan inkonsistensi status pada individu.
Ø  Analisis organisasi sebagai subsistem social
Alasan kemunculan teori ini adalah anggapan bahwa organisasi terutama birokrasi dan organisasi tingkat lanjut yang kompleks dipandang sebagai hasil transformasi sosial yang muncul pada masyarakat modern. Pada sisi lain, organisasi meningkatkan hambatan antara sistem sosial dan sistem interaksi.

v  Pengaruh globalisasi dan modernisasi terhadap perubahan sosial

Modernisasi adalah proses prubahan masyarakat beserta dengan kebudayaan nya dari hal-hal yang bersifat tradisional menuju modern.globalisasi pada hakikatnya merupakan suatu kondisi meluasnya budaya yang seragam bagi seluruh masyarakat di dunia apabila proses globaliasi muncul sebagai akibat adanya arus informasi dan komunikasi yang sering online setiap saat dan dapat di jangkau dengan biaya yang relative murah.sebagai akibatnya adalah masyarakat dunia menjadi satu lingkungan yang seolah-olah saling berdekatan dan menjadi satu system pergaulan dan satu system budaya yang sama.
Modernisasi dan globalisasi sebagai suatu perkembangan baru memunculkan pengaruh-pengaruh yang menguntungkan maupun merugikan ,maka sebaiknya proses modernisasi dan globalisasi harus di seleksi secara matang dan bijaksana agar tidak menimbulkan perkerdilan kemampuan manusia,serta pengkerdilan struktur budaya masyarakat setempat.melalui modernisasi dan globalisasi akan terjadi suatu aliran ilmu pengetahuan,teknologi,dan budayad-budaya khusus nya dari Negara-negara maju menuju ke Negara-negara berkembang dan terbelakang.disisi lain,aliran ilmu pengetahuan dan teknologi budaya ini pasti akan menggusur dan memarginalkan budaya-budaya local
1. Pengaruh-pengaruh positif modernisasi dan globalisasi
Modernisasi sesungguhnya merupakan suatu perkembangan dari nasionaliasasi,yaitu suatu gerakan untuk membuat segala sesuatu menjadi rasional dan dapat di terima oleh nalar manusia dampaknya adalah budaya-budaya tradisional yang berisfat irasional akan termarginaliasasikan bahkan hanyut oleh budaya-budaya modernisasi.kondisi yang demikian ini telah membuat masyarakat dunia menjadi suatu system pergaulan, apalagi dengan dibukanya system perdagangan bebas dari seluruh masyarakat dunia.
a. Pengaruh positif modernisasi
Upaya-upaya ini berbentuk perombakan pandangan-pandangan irasional menjadi pandangan-pandangan yang rasional sehingga efektivitas dan produktifitas manusia meningkat.adapun pengaruh-pengaruh modernisasi yang positif sebagai berikut:
·         Meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja manusia sebagai akibat bertambahnya pengetahuan,bertambahnya peralatan yang serba canggih dan bertambahnya jarak komunikasi manusia di dunia
·         Meningkatkan prokduktivitas kerja manusia
·         Meningkatnya volume ekspor
·         Tersediannya berbagaimacam barang komsumsi
·         Berkembanganya ilmu pengetahuan dan teknologi
·         Meluasnya lapangan pekerjaan
·         Munculnya profesionalisme dan spesialisasi ketenagakerjaan
b. Pengaruh positif globaliasasi
Globalisasi ternyata memunculkan celah dan angina segar bagi sekelompok manusia seperti konsumen serta pengebangan hak asasi manusia dalam berbagai hal.adapun pengaruh-pengaruh positif dari globalisasi antara lain :
·         Lancarnya komunikasi antar individu maupun antarkelompok.dalam ruang lingkup dunia.
·         Lancarnya proses transaksi ekonomi antar Negara maupun antar benua.
2. Pengaruh negative modernisasi
Sebagaimana disinggung di depan bahwa di balik keuntungan-keuntungan akibat modernisasi dan globalisasi juga muncul pengaruh-pengaruh yang negative yang merugikan kelompok-kelompok masyarakat tertentu yaitu:
a. Pengaruh negative modernisasi
modernisasi yang sering kali tampak sebagai munculnya peralatan-peralatan baru dan sistem-sistem berpikir yang rasional yang telah menimbulkan dampak yang negatif antara lain sebagai berikut.
·         Adanya perusakan alam dan pencemaran lingkungan
·         Adanya sikap konsumenrisme
·         Adanya penurunan kualitas moral manusia(demoralisme)
·         Adanya keresahan sosial
·         Menurunya kemandirian dalam menghadapi masalah
·         Meningkatnya sikap egois dan materealis
b. Pengaruh negative globalisasi
Globalisasi dilihat dari dunia industri memang merupakan suatu ajang pertandingan diantara banyak peserta yang mempunyai kemampuan berbeda-beda .pertandingan ini tentu akan dimenangkan oleh mereka-mereka yang berkemampuan tinggi,yaitu industri-industri yang berada di Negara maju yang telah lama memiliki kinerja dan system efisien.sementara insdustri-insdustri manual dan industri dengan system mekanis yang belum memiliki efisien tinggi
3. Munculnya disorganisasi
Menurut robet mac iver ,perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat berakibat pada keseimbangan masyarakat sosial dapat mengakibatkan ketidak seimbangan sosial.hal ini karena dalam kenyataannya,unsure-unsur sosial dalam masyarakat tidak selalu bersifat adjustive (dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan).





























B A B   3
P E N U T U P

Ø  Kesimpulan

Setelah melakukan analisis yang mendalam terhadap makalah ini, maka saya menarik kesimpulan bahwa, adanya perubahan sosial budaya secara langsung atau tidak langsung akan memberikan dampak negatif dan positif. Akibat positifnya dapat terjadi jika masyarakat dengan kebudayaan mampu menyesuaikan diri dengan perubahan. Keadaan masyarakat yang memiliki kemampuan dalam menyesuaikan disebut adjusment, sedangkan bentuk penyesuaian dengan gerak perubahan disebut integrasi. Akibat negatif terjadi apabila masyarakat dengan kebudayaannya tidak mampu menyesuaikan diri dengan gerak perubahan. Ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan disebut maladjusment. Maladjusment akan menimbulkan disintegrasi. Penerimaan masyarakat terhadap perubahan sosial budaya dapat dilihat dari perilaku masyarakat yang bersangkutan. Apabila perubahan sosial budaya tersebut tidak berpengaruh pada keberadaan atau pelaksanaan nilai dan norma maka perilaku masyarakat akan positif. Namun, jika perubahan sosial budaya tersebut menyimpang atau berpengaruh pada nilai dan norma maka perilaku masyarakat akan negatif. (dh/tugas semester 1)

Analisis Teori Charles W Mills




B A B   I


A.    Latar Belakang

Manusia diciptakan oleh Allah untuk mencari ilmu sebanyak – banyaknya, tapi kami sadari tidak semua ilmu dapat kami pahami dan kami mengerti dengan baik. Dalam makalah ini akan dibahas tentang  teori sosialisasi yang telah banyak dikemukakan oleh para ahli. Pada kesempatan ini yang akan dianalisis yaitu tentang teori sosialisasi yang dikemukaan oleh Charles Wright Mills yaitu “sosialisasi sebagai proses ketika individu mendapatkan kebudayaan kelompoknya dengan menginternalisasikan (sampai tingkat tertentu) norma sosialnya, sehingga membimbing orang itu memperhitungkan harapan – harapan orang lain” (Wright, 1988:182).


B.     Masalah

Analisis teori sosialisasi yang diungkapkan oleh sorang ahli bernama Charles Wright Mills dan fenomena yang terjadi di masyarakat yang berkaitan tentang teoti tersebut.

C.    Tujuan

Makalah ini ditulis dengan tujuan untuk menambah ilmu pengetahuan kita tentang Ilmu Sosial pada pokok bahasan Sosiologi terkhusus pada analisis teori sosialisasi dalam masyarakat yang diungkapkan oleh slah seorang ilmuwan bernama Charles Wright Mills. Pembuatan makalah ini juga diharapkan dapat berguna bagi para pembacanya dan dapat dipelajari guna mengetahui definisi sosisalisasi dan mempraktekkannya dalam masyarakat dan lingkungan sekitar Dengan membaca makalah ini diharapkan agar pengetahuan dan pemahaman kita semakin bertambah tentang teori sosialisasi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
B A B  II


A.    Tentang Charles Wright Mills

Charles Wright Mills, seorang ahli sosiologi yang berasal dari Amerika Serikat, ia lahir pada tanggal 28 Agustus 1916 di Waco, Texas. Menempuh pendidikan di Dallas Technical High School pada tahun 1934 dan diterima di Texas A&M university, lalu ia pindah ke University of Texas at Austin, kemudian pindah lagi ke University of Wisconsin-Madison dan menerima gelar Ph.D dari unversitas tersebutpada tahun 1941. Setelah mengajar di University of Maryland College Park dan Columbia University pada tahun 1946, dia lalu meninggal pada tahun 1962 pada tanggal 20 maret di usia yang ke-45 di West Nyack, New York.


B.     Analisis Teori Sosialisasi Menurut Charles Wright Mills

Sebuah pendapatnya tentang teori sosialisasi yaitu : “sosialisasi sebagai proses ketika individu mendapatkan kebudayaan kelompoknya dengan menginternalisasikan (sampai tingkat tertentu) norma sosialnya, sehingga membimbing orang itu memperhitungkan harapan – harapan orang lain” (Wright, 1988:182).
Proses yang dimaksud adalah ketika soerang individu berusaha untuk beradaptasi dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan dan kebudayaan suatu kelompok yang ia tempati, dimana dalam kelompok atau lingkungan tersebut terdapat aturan – aturan, ketentuan, dan norma – norma yang berlaku dalam kelompok atau lingkungan tersebut.
Adaptasi atau proses menyesuaikan diri yang dilakukan oleh individu inilah yang dimaksud sebagai sosialisasi, dimana dalam proses sosialisasi ini ada tingkatan yang membimbing orang tersebut untuk mencapai atau membuatnya mampu menyesuaikan diri dalam kelompok tersebut sehingga ia dapat diterima dengan baik oleh anggota kelompok lainnya dan menjadi suatu kesatuan dalam kelompok tersebut.
Dalam suatu kelompok, ada harapan – harapan yang dimiliki oleh anggota kelompok lainnya yang harus dicapai oleh orang tersebut agar dapat diakui sebagai salah satu anggota kelompok oleh anggota kelompok lainnya. Namun, jika orang tersebut tidak mampu atau gagal dalam menyesuaikan diri dengan keadaan di dalam kelompok tersebut maka konsekwensi yang didapatkan adalah dikucilkan atau merasa terpinggirkan karena ia tidak dapat memenuhi harapan – harapan yang diinginkan oleh anggota kelompok lainnya.
Di dalam proses adaptasi yang dilakukan oleh orang tersebut biasanya dilakukan beberapa pendekatan terhadap anggota kelompok lain baik secara personal maupun secara berkelompok, selain itu juga biasanya dilakukan hal yang bersifat meniru sifat, tingkah laku, kebiasaan, atau cara berpakaian yang umum digunakan di kelompok itu.
Salah satu contoh yang sering kita dapati yaitu pada komunitas punk yang sering berkumpul di sudut – sudut kota, mereka memiliki ciri – ciri atau identitas yang hampir setiap anggotanya miliki sama, dimana sikap, perilaku, kebiasaan, dan cara berpakaian mereka memiliki identitas yang khas dari masyarakat pada umumnya. Jadi, ketika ada seorang yang ingin bergabung dengan komunitas mereka namun orang tersebut belum memiliki penamilan yang sama dengan mereka (punk), maka orang tersebut tidak akan diakui oleh para anggota komunitas sebelum paling tidak ia merubah cara berpakaiannya lalu mengikuti kebiasaan dan tingkah laku mereka, maka ia akan merasa dikucilkan oleh para anggota kelompok tersebut atau membuatnya merasa minder untuk bergabung dengan para anggota kelompok. Hal inilah yang dimaksud dengan sosialisasi atau adaptasi terhadap budaya yang gagal.
Namun, apabila orang atau individu tersebut mampu mengikuti gaya dan sifat umum dari para anggota komunitas punk tersebut, maka cepat atau lambat, ia akan dianggap sebagai anggota dari kelompok tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung yang membuat ia mudah bersosialisasi dan bergaul dengan anggota kelompok yang lain tanpa ada rasa minder ataupun takut dikucilkan dikelompok tersebut.
Seseorang atau individu dikatakan dapat bersosialisasi dengan baik adalah ketika ia dapat dengan mudah mendapatkan kebudayaan dari kelompoknya dan memenuhi harapan – harapan yang diinginkan oleh anggota kelompok tersebut atau orang yang berada disekitarnya. Ketika ia telah mampu bersosialisasi dengan baik dengan anggota kelompok  atau lingkungan yang ia tempati, keberadaannya akan menjadi dianggap berpengaruh terhadap lingkungan atau kelompok tersebut.



























B A B   III

Kesimpulan

Setelah menelaah dan menganalisis lebih jauh tentang pendapat tentang definisi sosialisasi dari ahli yang bernama Charles Wright Mills, saya menarik kesimpulan bahwa sosialisasi merupakan suatu proses menyesuaikan diri dari individu yang berada pada situasi yang baru dengan menyesuaikan diri tehadap kebudayaan dari tempat barunya itu atau budaya di suatu kelompok, dimana jika ia mampu melakukannya, ia akan dianggap oleh kelompok tersebut. (dh/tugas semester 1)

Definisi Komunikasi


NAMA : M.DJUNED HASANI
NIM : E 13110253
JURUSAN : HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

1.                  Shannon & Weaver, 1949, Komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi.
Buku Pengantar Ilmu Komunikasi, 1998, hal 20, Prof. Dr. Hafied Cangara, M. Sc.
2.                  Harold D. Lasswell, 1960. Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa? Dengan akibat apa atau hasil apa? (Who? Says what? In which channel? To whom? With what effect?)
Buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar , 2005, hal 69, Dedy Mulyana
3.                  Raymond S. Ross, Komunikasi adalah suatu proses menyortir, memilih dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respons dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksudkan komunikator.
Buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar , 2005, hal 62, Dedy Mulyana
4.                  Bernard Berelson & Gary A. Steiner, Komunikasi : Transmisi informasi, gagasan, emosi, ketrampilan, dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol – kata-kata, gambar, figur, grafik dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang disebut dengan komunikasi.
Buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar 2005, hal 68, Dedy Mulyana
5.                  Menurut John R. Wenburg dan William W Wilmot, komunikasi adalah suatu usaha untuk memperoleh makna.
Buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar 2005, hal 68, Dedy Mulyana
6.                  Menurut Carl I.Hovland,] komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan untuk mengubah perilaku orang lain.
Buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar 2005, hal 62, Dedy Mulyana
7.                  Judy C pearson & Paul E melson, Komunikasi adalah Proses memahami dan berbagi makna.
Buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar 2005, hal 69, Dedy Mulyana
8.                  Stewart L. Tubbs & Sylvia Moss, [Komunikasi adalah proses makna diantara dua orang atau lebih.
Buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar 2005, hal 69, Dedy Mulyana
9.                  Menurut William I. Gordon] Komunikasi secara ringkas dapat didefinisikan sebagai suatu transaksi dinamis yang melibatkan gagasan dan perasaaan.
Buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar 2005, hal 69, Dedy Mulyana
10.              David K. Berlo, 1965 Ilmu pengantar komunikasi Komunikasi sebagai instrumen dari interaksi sosial berguna untuk mengetahui dan memprediksi setiap orang lain, juga untuk mengetahui keberadaan diri sendiri dalam memciptakan keseimbangan dengan masyarakat.
Buku pengantar Ilmu komunikasi, 1998, hal 3, Prof. Dr. Hafied Cangara, M. Sc.

ISU UTAMA DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL


ISU UTAMA DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL

Isu merupakan suatu masalah yang dkedepankan agar dapat ditanggapi. Dalam hubungan internasional, permasalahan – permasalahan yang terjadi di suatu negara yang melibatkan negara lain, baik itu dua negara yang saling bekerjasama atau berseteru, maupun lebih dari dua negara, individu, dan organisasi internasional disebut isu dalam hubungan internasional.
Dalam hubungan internasional setiap negara akan saling membutuhkan satu sama lain, sebab sesuatu yang dimiliki suatu negara belum tentu dimiliki oleh negara lainnya. Organisasi internasional biasanya didirikan dengan tujuan mengatur negara yang termasuk sebagai anggotanya agar tidak terjadi persaingan yang berakhir pada peperangan yang akan menimbulkan kerugian besar bagi negara yang terlibat maupun negara lainnya yang terlibat yang terkena dampak dari ketidak-stabilan negara yang berperang tersebut, namun organisasi internasional tidak memiliki otoritas tertinggi untuk mengatur secara penuh suatu negara yang termasuk sebagai anggotanya. Suatu negara bebas melakukan apa yang mereka inginkan selama mereka mempunyai power.
Perdamaian abadi merupakan hal yang mustahil dicapai dalam hubunagn internasional, sebab dalam suatu kerjasama, cepat atau lambat pasti akan terjadi konflik yang bisa berakibat pada perseteruan atau biasa disebut ”there is no permanet enemy and there is no permanent friend”.
Adalah perdebatan besar pertama dalam hubungan internasional dimana ketika liberalisme fokus kepada diciptakan dan ditaatinya hukum internasional, didirikannya organisasi internasional untuk membuat pemenuhan kebutuhan tiap negara menjadi seimbang, terjadinya interdependensi suatu negara terhadap negara lain yang membuat suatu negara tidak akan menyerang negara tersebut sebab juga akan mempengaruhi stabilitas negaranya, diadakannya kerjasama yang berdasarkan pada hukum internasional, dan sampai pada terciptanya perdamaian dunia dimana negara yang satu dengan lainnya akan saling membutuhkan dan bekerjasama. Mereka yakin bahwa pemerintahan yang demokratis tidak akan menyerang satu sama lain, dan pembentukan suatu organisasi internasional yang akan meletakkan hubungan antar negara – negara pada landasan institusional yang lebih kuat dan hubungan internasional akan diatur oleh seperangkat aturan hukum internasional. Fenomena – fenomenanya seperti melakukan konfrensi internasional, diplomasi, perdagangan, bantuan pangan, bantuan kesehatan, imigrasi, promosi pariwisata, dan mendirikan organisasi internasional dengan otoritas tertinggi diatas semua negara.
Realisme berbeda dengan liberalisme, dengan pandangan bahwa power  adalah hal terpenting yang harus dimiliki setiap negara utamanya dalam bidang militer dan negara dengan power yang lemah akan tunduk pada negara yang leih kuat. Power bisa saja digunakan ntuk berperang dan bertahan, tetapi bisa saja hanya digunakan untuk pamer terhadap negara lainnya agar tidak diusik oleh negara lain. Isu yang bisa muncul berikutnya adalah agresi militer, ketika suatu negara melakukan agresi militer ke negara lain yang dianggap bisa mengganggu kestabilan negaranya atau bakalan menjadi pesaingnya, agresi biasanya dilakukan untuk menguasai sumber daya alam yang ada pada negara tersebut dan juga untuk menganggu kestabilan ekonomi negara tersbut, bahkan untuk menguasai suatu negara. Ketika negara yang merasa terganggu tersebut melawan maka terjadilah konflik yang akan berujung perang yang akan memakan banyak biaya, kerugian dan korban jiwa. Beberapa orang memandang, bahwa peperangan akan menimbulkan tatanan dunia yang stabil ketika seluruh dunia hanya dikuasai oleh satu pemimpin yang mengaturnya dan dalam satu sistem pemerintahan. (dh190411#11.05pm)