Selasa, 12 Juli 2011

jadi yg mana ?

Happy Sunday... kurang lebih seperti inilah isi dari tiap status yang terlihat di beranda fbku hari ini..
Yah, Sunday, hari dimana kebnyakan digunakan oleh orang untuk refreshing setelah 6 hari bekerja, kuliah atau sekolah... (memangnya mereka tidak refreshing dalam 24 jam tiap harinya)
Sudahlah, saya tidak ingin berpanjang lebar tentang refreshing...
Well..Pinrang, pukul 19.30 ,, setelah makan malam bersama keluarga (sedang libur pulkam), tak sperti biasanya, tak ada ajakan dari tmanku buat keluar, tak ada acara tv menarik dari 35 stasiun tv malam ini.. hampir saja saya masuk kamar dan memutuskan untuk bersiap menyambut esok pagi, tiba tiba terpikir tentang kegiatan “refreshing” yang sering saya lakukan bersama sepupu maupun teman kuliah saat lagi di Makassar,, PLAYSTATION 3...seakan muncul bohlam yang bersinar diatas kepalaku...
Tidak begitu ramai, itulah yang tergambar ketika memasuki satu2nya tempat rental ps3 di Pinrang, terlihat tiga tempat yang diisi sekumpulan anak2 yg kira2 berusia anak SD... semakin malam, tempat ini semakin ramai, mulai dari anak2 sampai orang dewasa, bahkan disampingku seorang ayah sedang asyik mai PES2011(game sepakbola) dengan anaknya...
Setelah bermain sekitar 3 jam dan mata mulai lelah, saya pun pulang..
Sejenak terlintas di benak saya tentang PS3 ini dengan permainan ketika saya masih SD (maksud saya bukan PS1 atau PS2)... yah,,permainan zaman SD ku,, kini tak pernah lagi ku jumpai saat ini, sudah terhapus oleh permainan video game dan game online...
Entahlah,, dunia yang telah berubah atau saya yang lalod,,
Permainan anak telah bergeser dari bermain kelereng, cangke’, kanto’, sallo .. kini telah berubah menjadi PS3, PSP, counter strike dan video game online lainnya..
Benar benar sebuah pergeseran yang begitu terasa,, masih teringat saat saya membawa kelereng ke sekolah dan bermain saat istirahat, atau menyimpan batu andalan yang digunakan bermain kanto’..
Kini halaman sekolah yang dulunya berdebu karena anak2 yang bermain kini sepi... di tangan mereka terlihat jelas sebuah playstation portable ...
Kini pekarangan rumah tak lagi dipenuhi oleh garis2 di tanah bekas bermain kelereng,, mereka lebih memilih bermain di depan layar di warnet, lebih memilih membayar 4rb per jam dibanding seribu rupiah untuk sekantong kelereng yang bisa dimainkan beberapa orang.. atau berlari2an dalam garis sallo.. yang menurutku lebih terasa sensasinya dibanding duduk menatap layar bermain judi texas hold’em poker ataupun counter strike ...
Atau mungkin resiko dari bermain kelereng yang bisa membuat anak tertelan kelereng, bermain kanto’ yang bisa membuat kepala terkena batu atau resiko jatuh saat bermain sallo... tapi saya masih kurang setuju jika dibandingkan dengan permainan game online seperti poker maupun counter strike, resiko yang paling saya “takuti” adalah permainan ini sangat dekat dengan dunia tanpa batas atau yang biasa saya dan temanku sebut Internet,anak2 yang bermain game online begitu dekat dengan situs serba ada “google” dimana rentan terjadi kerusakan moral dari hal2 yang berbau pornografi, tapi sepertinya resiko pemerintah  “telah diantisipasi” oleh pemerintah dengan memblokir situs porno.. yah ,,, tidak semua situs porno diblokir, ribuan bahkan jutaan situs masih dapat dibuka dengan mudah,, bahkan hanya dengan menuliskan keyword “porno” pada pencarian gambar google akan muncul jutaan gambar yang bisa merusak moral generasi penerus bangsa kita...
Jadi menurut kalian, mana yang lebih berbahaya ??
Entahlah ini cuman sebagian pikiran yang terlintas dibenakku sesaat setelah “refreshing” tadi...

 “Karena dalam setiap hembusan nafas, ada pelajaran yang dapat kita raih”

“Awas! Aku gebuk!”

Kolom harian Fajar minggu 19 juni 2011, begitu ironis, begitu menusuk hati pemimpin bangsa kini, bagaikan teriakan yang seakan meminta perubahan...
Sebuah tulisan karya penulis lokal Rahman Arge,, memang setiap membaca tulisannya saya merasakan hal yang beda dengan tulisan2 lainnya yg pernah saya baca,, sudut kanan harian Fajar, disitu tertulis “Pak Harto Mulai Diingat – ingat” ... entah karena beberapa hari yang lalu terbit subuah buku berjudul “Soeharto” atau mungkin sebuah langkah dari kegelisahan seorang Rahman Arge melihat kondisi saat ini yang begitu berbeda dengan yang terasaketika dibawah rezim pak Harto..
Hasil survei lembaga survei nasional Indo Barometer juga menunjukkan hal yang menurut saya tidak begitu mengejutkan yang menunjukkan bahwa Soeharto masih disukai oleh masyarakat Indonesia (36.5%) dan dianggap berhasil memimpin negara dengan perolehan suara (40.5%) sementara presiden SBY berda di urutan kedua...
Yang begitu muncul di benakku ketika mengngat kepemimpinan Soeharto tak cukup banyak, bahkan ketika Soeharto lengser saya baru berusia 5 tahun,, apa yg anak 5 tahun bisa nilai dari sebuah pemerintahan..?? saya juga cukup bingung.. tapi setelah membaca tulisan Rahman Arge di Kolom Fajar, mungkin saja memang kepemimpinan Soeharto lebih baik daripada SBY..”barangkali inilah ciri bangsa Indonesia yang disebut “pemaaf”, bahkan disana sini banyak yang bilang “ARS” alias “aku rindu soeharto”. Kenapa itu bisa terjadi ? mungkin dari hasil banding membanding kepemimpinan soeharto di masanya dan SBY di masa kini. Masing masing orang dapat merasakan gaya dan rasa dari kedua pemimpin” lebih tepatnya seperti inilah kutipan dari tulisan Arge.
Dalam tulisan singkat itu juga saya menemukan bahwa pak Harto merupakan presiden yang terkenal dengan senyumannya.. loh ?? SBY kan juga terkenal, yah terkenal dengan Curhatnya.. kalau SBY terkenal dengan lagu2nya, pak Harto malah terkenenal dengan kata “kalau melawan, saya gebuk”,, yah cukup otoriter,,
Masih dari tulisan tulisan Arge yang berbunyi “Tapi saya kira kenapa belakangan inipak Harto mulai dingat – ingat, mungkin tak laindari kepemimpinannya yang powerfull, keamanan terkendali, kebutuhan sehari hari juga terasa oleh rakyat tidak brengsek, ya kurang lebih begitulah adanya”
Hmm.. baiklah, lihat kata “kepemimpinan yang powerfull”, apakah ini tidak terasa dibawah kekuasaan SBY, siapa bilang  tidak,, menurutku sangat terasa, bahkan sangat powerfull ketika menyaksikannya mulai dari kasus bank century sampaiyang sedang membisingkan telinga saat ini “kasus yang membuat Nazaruddin(semua sudah tau perannya) –berobat- ke Singapura”.. benar – benar powerfull...
Sudahlah,, ini cuman sebuah pengungkapan dari apa yang terpikir ketika membaca sebuah tulisan dari seorang penulis lokal senior Rahman Arge..
Sebagai akhir dari ungkapan hati, curhat, curcol, cumi, coras atau apalah namanya,, saya kembali mengutip bagian akhir tulisan dari Rahman Arge masih dalam tulisan yang sama..
“Soehato mulai mengetuk hati sementara-rakyat, di saat rakyat mencari – cari pemimpin yang “kuat”. Bahkan disaat ia berkata : “Awas! Aku gebuk!”. (21/06/11 21:20)


“Karena dalam setiap hembusan nafas, ada pelajaran yang dapat kita raih”